Jumat, 29 Oktober 2010

di JAKSEL sekS menurut sekte mesum harus bareng2

http://farm3.static.flickr.com/2203/2439646409_840f1ec90f.jpg

Aliran kepercayaan yang menjadikan hubungan seks bersama-sama maupun tukar pasangan sebagai jalan bertemu "sang pencipta" digerebek Polsektro Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (26/1). Pengikut aliran ini sering bernyanyi di tengah malam.

Aliran bernama Satria Piningit Weteng Buwono ini bermarkas di Kebagusan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Pemimpin aliran, Agus Imam Solichin, mengharuskan para pengikutnya (terdiri atas pasangan suami-istri) melakukan hubungan seks di satu ruangan. "Paling ramai pada tahun 2005. Ada enam pasang suami istri yang ikut," kata A Kusmana (58), pengikut Satria Piningit Weteng Buwono, Selasa (27/1).

"Acara ritual itu tidak terikat waktu, kapan saja boleh melakukan," imbuhnya. Dia juga mengatakan bahwa syarat menjadi pengikut aliran Satria Piningit harus sudah berkeluarga.

Menurut Kusmana, pada saat para pengikut aliran melakukan hubungan intim, sang pemimpin, Agus, berdiri di kamar yang sama dan menyaksikan para pengikutnya menjalani ritual tersebut.

Kusmana mengaku pernah hadir di ruangan untuk ritual seks bareng ini. "Saya pernah ikut ritual, satu kali. Saya sudah telanjang, istri saya juga telanjang. Tetapi kami tidak melakukan, malu. Tetapi teman-teman pada main," ujarnya.

Menurut Kusmana, tidak ada tukar pasangan dalam seks bersama itu. "Tidak sampai tukar-tukar pasangan," tuturnya. Tetapi, Warta Kota menerima informasi dari beberapa warga setempat bahwa aliran tersebut mengizinkan pengikutnya bertukar pasangan saat menjalam ritual hubungan intim. "Biasanya dilakukan pada malam Jumat," kata seorang warga.

Aliran Satria Piningit mengenal pengakuan dosa. Para pengikut aliran yang mengaku dosa dimandikan oleh Agus. "Kalau kami merasa bersalah, kami dimandikan. Untuk yang laki-laki telanjang, untuk perempuan saya tidak tahu," ujar Kusmana.

Menurut Kusmana, Agus memiliki 40 pengikut, 12 di antaranya anak-anak. Namun, Kusmana tak tahu persis apa yang dilakukan Agus terhadap anak-anak tersebut. Agus, imbuhnya, memiliki seorang istri dan tiga anak. Tidak ada yang mencolok dari para pengikut aliran ini. Mereka hanya kompak memakai gelang batu giok dan ikat kepala warna merah putih.

Sejak 2002

Aliran Satria Piningit hadir di Kebagusan sejak sekitar tahun 2002. Menurut warga setempat, sebelumnya Agus mengembangkan aliran ini di wilayah Bekasi. Karena ditentang warga, Agus memindahkan markas aliran Satria Piningit ke Kebagusan. "Kadang mereka nyanyi-nyanyi tidak jelas. Warga tahunya pertemuan biasa. Saya sudah tahu sejak tahun 2002, tetapi belum menjabat RT jadi tidak berani melaporkan," kata Asmawi, Ketua RT 10 RW 06 Kebagusan, Selasa siang.

Warga awalnya terganggu dengan suara bising yang ditimbulkan oleh para pengikut aliran Satria Piningit ketika mengumandangkan nyanyian-nyanyian dalam bahasa Jawa, di antaranya lagu Cucakrowo. Mereka bernyanyi mulai tengah malam hingga sekitar pukul 03.00.

Beberapa hari lalu, warga minta polisi bertindak. Dua hari lalu, polisi menggerebek markas aliran ini. Polisi mendapati dua murid kesayangan Agus, yakni Ari Widiyanto dan Tumali, sedangkan sang pemimpin aliran dan Hairul Ahmad, penyandang dana, tak ada di markasnya.

Hingga Selasa petang, Ari dan Tumali masih diperiksa di Mapolrestro Jakarta Selatan. "Karena kasusnya menyangkut masalah kepercayaan, maka kasusnya dilimpahkan ke polres," ujar Kepala Unit Reskrim Polsektro Pasar Minggu Iptu Suparmin kemarin.

Pengamatan Warta Kota, markas aliran sesat ini berupa rumah berlantai dua berukuran 10 meter x 8 meter. Ruangan di lantai dua dihiasi gambar-gambar Presiden Soekarno. Di ruangan ini juga ada alat-alat musik seperti gitar dan piano. Menurut warga setempat, pengikut aliran ini menggelar pertemuan di lantai satu yang berhiaskan gambar Semar, salah satu tokoh di dunia wayang.

http://i233.photobucket.com/albums/ee246/blogberita/psk.jpg

Sementara itu, Kapolrestro Jakarta Selatan Kombes Chairil Anwar mengatakan bahwa pihaknya masih meneliti kasus ini. "Kami akan hati-hati karena ini menyangkut aliran kepercayaan," ujarnya. Chairil menambahkan, pihaknya masih mencari Agus dan Hairul Ahmad alias Putra.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar