Kamis, 04 November 2010

pasca 2 bencana di indonesia mentawai dan merapi

1. Tsunami di mentawai

Peristiwa gempa bumi yang terjadi di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, ternyata menimbulkan gelombang tsunami. Namun, gelombang tsunami itu terbilang kecil.

Berdasarkan pengakuan seorang warga Desa Malakopa, Pagai Selatan, Kepulauan Mentawai, Marsono (30), gelombang tsunami terjadi sekira pukul 23.00 WIB tak lama setelah kawasan tersebut diguncang gempa 7,2 skala richter. 

“Air laut naik ke darat hingga mencapai satu kilometer. Puluhan rumah di sini rusak,” ujar Marsono kepada okezone, Selasa (26/10/2010).
 

Kendati demikian, pihaknya belum menerima kabar tentang korban jiwa. Sebab, saat gempa bumi terjadi, ratusan warga langsung menyelamatkan diri ke lokasi yang lebih aman. Mengingat, kawasan tersebut pernah hancur karena gempa dan tsunami.
 

Pengakuan serupa juga diutarakan Anggota DPRD Mentawai Ian Winen Sipayung. Menurutnya, ratusan rumah di Desa Silabum Pagai Utara, Mentawai juga rusak diterjang air laut usai gempa. Saat ini, pihaknya masih mencari tahu dampak dari peristiwa ini.
 

“Data yang baru diterima puluhan rumah warga dan sebuah puskesmas sudah hancur. Kami kesulitan mencari info karena lokasi kejadian sulit dijangkau,” pungkasnya.
 

Spoiler for pic


Spoiler for pic


Spoiler for pic


Spoiler for pic


Spoiler for pic


Spoiler for pic

2. Letusan gunung Merapi di Yogyakarta 
Hingga pukul 19.00 WIB, semburan awan panas (wedhus gembel) gunung Merapi masih terus berlangsung. Semburan awan panas sangat dahsyat. Saat menyembur, ketinggian awan panas sempat mencapai ketinggian 1,5 KM.

Akibat semburan awan panas ini, hujan debu kemudian mengguyur kawasan lereng-lereng Merapi. Bahkan debu di kawasan Kaliurang, Sleman, DI Yogyakarta, tampak sangat pekat.
 

Para warga Kaliurang yang sebelumnya masih bertahan di daerahnya, sekitar 5 KM dari puncak Merapi, langsung berhamburan menuju titik kumpul evakuasi, begitu mendengar sirine berbunyi. Pakaian mereka penuh dengan debu vulkanik. Rambut warga juga tampak memutih dipenuhi debu.
 

Kendaraan-kendaraan yang turun dari Kaliurang juga diselimuti debu vulkanik. Bahkan, kaca-kaca mobil tampak berdebu tebal.
 

Hingga malam ini, suasana di Jalan Raya Kaliurang tampak masih ramai. Proses evakuasi warga-warga Kaliurang ke barak-barak pengungsian masih berlangsung. Para warga yang diungsikan juga sudah menggunakan masker.
 

Awan panas Merapi ini diperkirakan bersuhu 600 derajat Celcius. Karena itu, awan panas ini dinilai sangat membahayakan. Sekitar tiga kecamatan di lereng Merapi di kawasan kabupaten Sleman harus dikosongkan. (asy/gah)
 

Sleman - Semburan awan panas (wedhus gembel) Gunung Merapi membuat warga Kaliurang, Kabupaten Sleman panik. Sirine early warning system (EWS) berbunyi meraung-raung. Sementara hujan abu semakin pekat dan bau belerang semakin menyengat.
 

Merapi mulai memuntahkan awan panas sekitar pukul 17.02 dan 17.30 WIB, Selasa (26/10/2010). Hingga pukul 18.45 WIB, semburan wedhus gembel masih terjadi.
 

Debu vulkanik yang menyembur sebelumnya juga telah beterbangan di daerah Kaliurang, sekitar 5 KM dari puncak Merapi. Dengan turunnya wedhus gembel, hujan debu semakin pekat. Bau belerang juga semakin menyengat.
 

Sejak diketahui wedhus gembel keluar dari puncak Merapi, alat EWS langsung berbunyi. Mendengar bunyi alarm itu, warga pun berebut dan berlari menuju angkutan-angkutan evakuasi. Petugas SAR yang telah siaga di Kaliurang kemudian membagikan masker, karena debu makin pekat dan bau belerang makin menyengat.
 

Hingga saat ini, proses evakuasi masih terus dilakukan. Sebagian besar warga diungsikan ke posko pengungsian di Desa Hargobinangun, Pakem.
 

Sementara itu, sebelum wedhus gembel meletup, hujan deras sempat mengguyur Yogyakarta dan Sleman. Saat erupsi terjadi, puncak Merapi juga masih tertutup kabut dan suasana sangat gelap.
 

Spoiler for pic


Spoiler for pic


Spoiler for pic


Spoiler for pic


3. Banjir di Jakarta


Hujan ekstrim mengguyur Jakarta pada Senin lalu selama tiga jam. Ibu Kota nyaris lumpuh, karena genangan air tersebar di lebih dari 20 ruas jalan. Jl Jenderal Sudirman dan MH Thamrin pun tidak luput dari genangan air. Genangan tersebut mengakibatkan kendaraan bermotor baik roda dua ataupun empat berpindah ke jalur cepat.
 

Pemda setempat melalui Juru Bicara Gubernur DKI Jakarta, Cucu Ahmad Kurnia, mengatakan sedang terus berupaya memperbaiki 33 saluran air. Dari pantauannya, lokasi genangan berada tersebar di beberapa wilayah Ibu Kota. Di Jakarta Pusat, genangan ditemukan di Jl Blora, Jl Ahmad Yani depan Carefour, Jl Suprapto depan Coca Cola, Jl Simpangan Pamekasan hingga Imam Bonjol, Halte Busway Gambir, Jl Batu dekat Jl Merdeka Timur dan Jl Pangeran Jayakarta.
 

Menurutnya, hujan turun sangat lebat dan merata di seluruh wilayah DKI Jakarta. Dia mengatakan terkadang durasi hujan singkat dengan curah hujan sekitar 45 milimeter/jam. "Kriteria curah hujan sangat lebat. Menurut BMKG lebih besar 20 mm/jam," tulisnya dalam pesan singkat. Cucu juga mengatakan pemda akan mengoptimalkan fungsi saluran air yang ada.
 

Pihaknya mengaku sudah mendapatkan dana pinjaman untuk memperbaiki saluran air di Jakarta. Dana tersebut juga akan digunakan untuk mengeruk belasan kali. "Namun belum bisa cair karena terkendala prosedur dari pemerintah pusat," jelasnya.
 

Spoiler for pic


Spoiler for pic


Spoiler for pic


tadi adalah kilasan foto2 bencana alam yang terjadi di Indonesia belakangan ini gan. gw sedih ngelihatnya. sudah berulang kali negeri kita ditimpa bencana. Kalau menurut gwsih, janganlah kita menyalahkan orang. coba kita lihat diri kita sendiri, mari kita introspeksi diri. seperti slogan2 yang sering kita dengar belakangan ini, Pray For Indonesia, mari kita lakukan. gw mengajak bagi seluruh umat beragama di Indonesia untuk mendoakan negara kita yang tercinta ini. Semoga tuhan memberikan kekuatan kepada para korban yang ditimpa bencana. semoga tuhan memberikan ampunanNya kepada kita semua. semoga bencana ini segera berakhir. semoga negara kita menjadi negara yang lebih baik di masa depan......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar